Bahaya asap knalpot diesel setara dengan ancaman kanker yang menyambar perokok pasif.
|
Asap diesel memicu kanker paru (Dok:SH/Don Peter) |
LONDON – Knalpot dari kendaraan diesel menyebabkan kanker menurut Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (AIRC). Lembaga kanker dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) ini menegaskan keputusannya untuk menaikkan status knalpot diesel dari “kemungkinan karsinogen” menjadi “karsinogen” atau zat-zat pencetus kanker.
Risiko terkena kanker dari asap diesel memang kecil. Tetapi, dengan begitu banyak orang menghirup asap dalam beberapa cara, panel sains mengatakan menaikkan status knalpot diesel dalam kategori karsinogen ini adalah pergeseran yang penting.
"Ini ada di deretan yang sama besarnya dengan perokok pasif," kata Kurt Straif, Direktur Departemen IARC yang mengevaluasi risiko kanker, seperti dikutip AP, Rabu (13/6). "Ini bisa menjadi dorongan besar lain bagi negara-negara untuk membersihkan gas buang dari mesin diesel."
Karena begitu banyak orang yang terkena knalpot, Straif mengatakan, mungkin ada banyak kasus kanker paru-paru yang terhubung dengan kontaminasi zat berbahaya itu.
|
Melindungi diri dengan masker (Dok:fooyoh.com) |
Asap Knalpot
Dia mengatakan, asap mempengaruhi kelompok-kelompok, termasuk pejalan kaki di jalan, penumpang dan awak kapal, pekerja kereta api, sopir truk, mekanik, penambang, dan orang-orang yang mengoperasikan mesin berat.
Klasifikasi baru ini dikeluarkan setelah diskusi selama seminggu di Lyon, Prancis. oleh panel ahli yang dimotori AIRC.
Terakhir kali badan tersebut menetapkan status knalpot diesel sebagai "kemungkinan" karsinogen pada 1989. Reklasifikasi knalpot diesel knalpot sebagai “karsinogen” ini menempatkannya dalam kategori yang sama dengan bahaya lain yang dikenal seperti radiasi asbes, alkohol, dan ultraviolet.
Para ahli mengatakan mesin diesel baru memuntahkan asap yang lebih sedikit. Tetapi, perlu studi lebih lanjut untuk menilai potensi bahaya dalam asap yang disemburkan tadi.
Penambang
Para ahli di Lyon telah menganalisis studi yang dipublikasikan dari bukti hewan dan penelitian terbatas pada manusia. Salah satunya adalah penelitian terbesar yang diterbitkan pada Maret oleh US National Cancer Institute. Laporan tersebut mengkaji 12.300 penambang selama beberapa dekade mulai 1947. Para peneliti menemukan bahwa para penambang yang sangat terkena knalpot diesel memiliki risiko lebih tinggi meninggal akibat kanker paru-paru.
|
Asap di sebuah pertambangan (Dok:baltimorebrew.com) |
Namun pendapat para ahli tersebut tidak diterima begitu saja. Para pelobi untuk industri diesel berpendapat penelitian ini tidak kredibel. Menurut mereka, peneliti tidak memiliki data yang tepat mengenai seberapa banyak penambang yang terpapar di tahun-tahun awal penelitian. Para peneliti, kata pelobi, hanya meminta penambang mengingat eksposur seperti apa yang mereka alami.
Di sisi lain, risiko seseorang terkena kanker tergantung pada banyak variabel. Mulai dari susunan genetik pada jumlah dan lamanya waktu pemaparan terhadap zat berbahaya.
Lepas dari itu, untuk menghindari asap knalpot kendaraan-entah bermesin diesel atau tidak—tak ada salahnya Anda menggunakan masker saat berkendara. Atau menghindari jalan-jalan penuh kendaraan berasap.