Terapi yang fokus pada peningkatan kualitas hidup membantu perawatan pasien kanker stadium lanjut.
|
Memperhatikan kualitas hidup penting untuk pasien kanker/Reuters. |
NEW YORK – Sebuah program yang difokuskan pada peningkatan kualitas hidup dapat membantu orang yang dirawat karena kanker stadium lanjut, para peneliti Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, Amerika Serikat, menemukan. Para pasien yang mendapatkan kombinasi terapi fisik dan bicara berbarengan dengan teknik relaksasi dan diskusi spiritual ini melaporkan kualitas hidup yang stabil selama pengobatan. Sedangkan, pasien kanker yang tidak mendapatkan bantuan tambahan tersebut mengalami penurunan selama menjalani pengobatan.
Menurut para peneliti, meski program-program yang komprehensif tersebut mungkin tidak tersedia di pusat-pusat kanker yang lebih kecil, dokter masih dapat membantu pasien mencari bantuan spiritual atau emosional, juga mendorong mereka agar lebih aktif secara fisik.
"Berurusan dengan diagnosis kanker adalah stressor besar bagi banyak orang. Kanker masih jadi diagnosis kesehatan yang benar-benar menakutkan," kata psikolog Matthew Clark, penulis utama studi baru, mengutip Reuters, Jumat (14/9). Terlebih lagi, kata dia, pasien berurusan dengan efek samping pengobatan serta banyak stres tambahan lantaran berada jauh dari keluarga dan teman-teman jika mereka tidak tinggal di dekat pusat perawatan kanker.
Studi tim ini melibatkan 131 pasien dengan kanker usus, otak, dan paru-paru parah. Mereka didiagnosis tahun silam dan menjalani perawatan terapi radiasi.
Clark dan rekan-rekannya secara acak menentukan pasien dalam dua kategori untuk melakukan enam sesi, masing-masing selama 90 menit. Kelompok pertama menjalani terapi yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup fisik, mental, dan spritual serta grup lain yang menjalani perawatan medis standar. Para partisipan menghadiri sebagian besar sesi bersama dengan pengasuh utama mereka.
Ketika peneliti mensurvey pasien tentang kualitas hidup mereka empat minggu kemudian, orang-orang yang menjalani program peningkatan kualitas hidup rata-rata mencetak skor 75 pada skala 0-100, dibandingkan dengan angka 69 pada kelompok perawatan standar.
Namun, enam bulan kemudian--setelah serangkaian tindak lanjut melalui telepon untuk kelompok terapi—para pasien kanker melaporkan kualitas hidup mereka berada di sekitar angka 77 atau 78, entah mereka mendapat dukungan ekstra atau tidak.
Memang banyak pasien berjuang dengan depresi dan kecemasan serta masalah-masalah eksistensial selama pengobatan kanker, menurut Allison Applebaum, psikolog klinis di Memorial Sloan-Kettering Cancer Center di New York yang tidak terlibat penelitian,
“Banyak pasien juga hadir dengan beberapa gejala stres pascatrauma,” kata Applebaum. “Bersama kanker datang banyak perubahan peran dan kerugian, seperti kehilangan kemampuan untuk bekerja, mungkin kehilangan hubungan (dan) kehilangan kapasitas fisik.”
Clark yang menuliskan temuan timnya dalam jurnal Cancer mengatakan, pasien dapat meminta dokter mereka untuk mendapatkan dukungan spritual selama menjalani pengobatan dan memutuskan apa yang terbaik bagi mereka.
“Pikirkan apa yang benar-benar membantu Anda mempertahankan kualitas hidup Anda,” kata dia.
"Merawat kanker tidak hanya merawat tubuh," Applebaum menambahkan. "Memperhatikan kualitas hidup, kesehatan mental, komponen spiritual, benar-benar penting."