|
Foto:work-healthypattern.com. |
Peneliti Eropa tidak menemukan kaitan antara stres pekerjaan dan peningkatan risiko kanker.
JAKARTA – Ini kabar baik: orang yang biasa stres karena pekerjaan bisa menarik napas lega sekarang. Studi baru dari peneliti Eropa mengungkapkan bahwa semua stres karena pekerjaan tidak meningkatkan risiko kanker.
Para peneliti menganalisis informasi dari 12 studi yang diterbitkan sebelumnya, melibatkan lebih dari 116.000 orang yang bekerja di Finlandia, Prancis, Belanda, Swedia, Denmark, dan Inggris. Peserta penelitian yang berada di kisaran usia 17-70 tahun ini, dinilai tingkat tuntutan mental pekerjaan mereka serta jumlah kontrol mereka di tempat kerja.
Dalam British Medical Journal (BMJ) edisi Februari, mengutip LiveScience, para penulis mengungkapkan penentuan diagnosa kanker dengan memeriksa catatan rumah sakit dan kematian. Selama masa studi 12 tahun, sebanyak 5.765 orang mengembangkan kanker kolorektal (usus besar), paru-paru, payudara atau kanker prostat.
Namun, peneliti tidak menemukan hubungan antara tekanan kerja tingkat tinggi (yang didefinisikan sebagai tuntutan tinggi di tempat kerja dengan kontrol yang rendah) dan risiko kanker terhadap para partisipan secara keseluruhan. Juga tidak ada kaitan yang ditemukan antara stres pekerjaan dan empat jenis kanker tersebut.
Para peneliti memperhitungkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hubungan antara stres mental dan risiko kanker, termasuk usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, status sosial ekonomi (berdasarkan jabatan pekerjaan atau tingkat pendidikan), dan merokok serta asupan alkohol.
"Meskipun mengurangi stres pekerjaan pasti akan meningkatkan kesejahteraan psikologis dan fisik pekerja perorangan juga populasi pekerja, itu tidak mungkin memiliki dampak penting terhadap beban kanker pada tingkat populasi," para peneliti menulis.
Stres mental dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh, yang pada gilirannya mungkin memainkan peran dalam perkembangan kanker, kata para peneliti. Tapi, pencarian sebelumnya untuk hubungan antara stres dan kanker tidak meyakinkan. Sebaliknya, penelitian-penelitian sebelumnya menemukan hubungan antara stres kerja dan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke.
Studi baru ini tidak membahas tekanan mental akibat penyebab lain, sebut saja peristiwa dalam kehidupan yang penuh stres atau ketidakamanan kerja, yang mungkin terkait dengan kanker. Peneliti juga tidak menilai apakah stres kerja terkait dengan risiko jenis-jenis kanker tadi. Penelitian ini tidak menilai pula durasi stres kerja. Artinya, tidak tertutup kemungkinan paparan stres kerja jangka panjang juga dapat mempengaruhi risiko kanker.