Kanker tidak menyurutkan para atlet untuk terus berjuang menjalani hidup.
LONDON – Penyakit kanker dapat menyerang siapa saja, termasuk para atlet. Tak sedikit olahragawan yang bertarung melawan salah satu penyakit paling mematikan di dunia tersebut. Ada yang kalah, ada yang bertahan, dan bahkan berhasil sembuh.
|
Jose Francisco Molina/live-match.org |
Kiper Deportivo La Coruna, José Francisco Molina, adalah contoh atlet yang berhasil lepas dari kanker. Kanker testis yang menggerogotinya membuat dia tak bisa merumput lagi.
Namun, Molina begitu gigih melawan penyakitnya dengan menjalani kemoterapi. Setelah sembuh, dia kembali bermain untuk Depor. Kini, atlet kelahiran 1970 itu menjadi pelatih Villareal.
Ada juga Ludmila Engquist, atlet cabang atletik yang berhasil bertahan hidup setelah terkena kanker payudara. Peraih medali emas di lari gawang 100 meter di Atlanta 1996 itu pertama kali didiagnosa dokter pada 1999. Tumor pertama kali ditemukan di payudaranya. Dia sembuh setelah menjalani mastektomi atau operasi pengangkatan payudara.
Empat bulan setelah itu, Ludmila kembali berlari dan meraih perunggu di Kejuaraan Dunia di Seville. Sayangnya, da harus pensiun dini setelah mengaku memakai doping.
Yang paling menghebohkan adalah Lance Armstrong. Peraih tujuh kali gelar juara Tour de France ini harus menyudahi kariernya dan menjadi seorang pecundang setelah pengakuannya menggunakan doping.
Armstrong didiagnosa kanker testis pada usia 25 tahun. Menurut dokter, sel-sel kankernya telah menyebar ke paru-paru dan otak. Kesempatan hidupnya tinggal 40 persen saja, menurut dokter.
Namun, perjuangan panjang akhirnya membuat Armstrong kembali bisa mengayuh sepeda dan menjadi yang tercepat di dunia.
Terakhir, ada punggawa Barcelona, Eric Abidal, yang kembali ke lapangan hijau setelah menjalani transplantasi hati. Pemain asal Prancis itu harus menunggu satu tahun untuk kembali merumput bersama Barcelona.
Laga perdana Abidal dimulai saat Barcelona melumat Mallorca 5-0 setelah menggantikan Pique di babak kedua.(Marca/BBC/AP)