Secara biologis perempuan lebih rentan terhadap efek racun asap tembakau.
|
Perempuan perokok lebih berisiko terkena kanker/FoxNews. |
LONDON - Hasil studi mengungkapkan bahwa merokok kemungkinan membawa ancaman yang lebih besar terhadap kesehatan perempuan dibandingkan terhadap laki-laki.
Dibandingkan laki-laki, perempuan yang merokok lebih berisiko mengidap kanker, demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Norwegia, seperti dikutip dari BBC, baru-baru ini.
Mereka menelaah rekaman medis dari 600.000 pasien dan menemukan risiko terkena kanker usus yang berkaitan dengan kebiasaan merokok yang berisiko dua kali lebih besar terjadi pada perempuan ketimbang laki-laki.
Perokok perempuan 19 persen berisiko lebih tinggi mengalami penyakit itu sementara perokok laki-laki sembilan persen berisiko terkena penyakit ini, seperti diungkapkan oleh Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention.
Dalam studi tersebut, hampir 4.000 partisipan mengalami kanker usus. Perempuan yang mulai merokok ketika usia mereka 16 tahun atau lebih muda dan mereka yang sudah merokok selama berpuluh-puluh tahun lebih berisiko terkena kanker usus.
Tim yang dibentuk oleh University of Tromso untuk melakukan penelitian ini mengatakan bahwa penelitian mereka yang pertama menunjukkan bahwa perempuan yang merokok lebih sedikit dibandingkan laki-laki masih lebih berisiko terkena kanker usus.
Namun mereka tidak bisa memperhitungkan faktor-faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi risiko terkena kanker jenis ini, seperti alkohol dan diet.
Temuan ini menunjukkan bahwa perempuan secara biologis kemungkinan lebih rentan terhadap efek racun dari asap tembakau.
Para ahli sudah mengetahui bahwa perempuan yang mulai merokok akan meningkatkan risiko terkena serangan jantung jauh melebihi laki-laki yang juga melakukan kebiasaan ini, meski masih belum jelas mengapa ini bisa terjadi.
Hasil penelitian terbaru yang dimuat di Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism mungkin bisa menjelaskan mengapa ini bisa terjadi.
Sebuah tim dari University of Western Australia menemukan bahwa gadis remaja yang terpapar asap rokok pasif memiliki tingkat kolesterol "baik" yang lebih rendah yang mengurangi risiko terkena penyakit jantung.
Perokok Pasif
Perokok pasif kelihatannya tidak memiliki dampak yang sama pada remaja laki-laki.
Studi ini meneliti lebih dari 1.000 remaja yang hidup di Perth, Australia.
"Mengingat penyakit jantung adalah penyebab utama kematian pada perempuan di dunia Barat, ini merupakan masalah yang serius," kata ketua penelitian ini, Chi Le-Ha.
Sekitar satu dari setiap lima laki-laki dan perempuan di Inggris adalah perokok.
Meskipun tingkat merokok telah berkurang baik pada laki-laki maupun perempuan, namun berkurangnya perokok perempuan tidak sebanyak pada laki-laki.
Tahun 2010 di Inggris, lebih dari seperempat murid SMP pernah mencoba merokok setidaknya satu kali dan lima persen merokok secara teratur. Anak perempuan lebih banyak merokok dibandingkan anak laki-laki, - di mana 9 persen perempuan pernah merokok dalam seminggu belakangan dibandingkan dengan anak laki-laki yang hanya enam persen.
Berhenti merokok akan mengurangi risiko terkena banyak penyakit, termasuk kanker.
Berdasarkan penelitian terhadap lebih dari satu juta perempuan, mereka yang berhenti merokok di usia 30 tahun nyaris akan benar-benar terhindar dari risiko kematian dini akibat penyakit yang berhubungan dengan tembakau.
"Ini membuktikan bahwa merokok menyebabkan setidaknya 14 jenis kanker yang berbeda, termasuk kanker usus," kata Sarah Williams dari Cancer Research UK.
"Bagi laki-laki dan perempuan, buktinya jelas - menjadi orang yang tidak merokok berarti Anda cenderung untuk mengidap kanker, penyakit jantung, penyakit paru-paru dan banyak penyakit serius lainnya."
June Davison, perawat jantung senior di British Heart Foundation, mengatakan masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak dari perokok pasif.